Puisi Wajib
Baca Tulis
Karya Nur
Wachid
Senja
meradang kerinduan
Goresan pena
menyayat kalbu
Tangisanku
tak membuat pilu
Hei .. wahai
pemimpinku
Pandanglah
aku yang kusut ini
Duduk di
sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku
tak bisa bodoh ?
Hiduppun
beralas tanah
Tidurpun
beratap langit
Ahhh,….
Bosan ku tak
dapat membaca
Bingung ku
tak dapat menulis
Seandainya
ada pemimpin menangis
Pasti ku
dapat baca tulis
2. Puisi Pilihan
pada suatu hari nanti
Karya Sapardi Djoko Damono
pada suatu hari
nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu
hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu
hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
30Jan07
Musium
Perjuangan
Karya
Kuntowijoyo
Susunan batu
yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di
atas meja
menanti putusan
pengunjungnya.
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di
atas meja
menanti putusan
pengunjungnya.
Aku tahu
sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan
impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut
cintanya dan tak pernah kembali
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan
impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut
cintanya dan tak pernah kembali
Bukalah
tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan
semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah
sebuah perang
selalu pertempuran
yang baru
melawan dirimu.
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan
semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah
sebuah perang
selalu pertempuran
yang baru
melawan dirimu.
PELAYARAN
TUHAN
Karya
Afrizal Malna
Dalam orang
tak bertuhan dalam orang tak bertuhan
aku berlayar dalam tubuh tubuh sepi
terdaging di puncak puncak kediaman hening
mengeras dalam hujan hujan panjang
O, tuhan berlaut dalam keheningan nisu
pada kapal kapal kaku
bisik bisik menjauh
kata yang mengeras dalam makna
aku mengental dalam tarian sinarmu
mabok lautanmu – samudra diri
melaju
melaju kaku
ke kota kota sepi
semua tak bicara dalam sujud abadi:
diri yang terusir darimu
jadi laut tak bertepi
aku berlayar dalam tubuh tubuh sepi
terdaging di puncak puncak kediaman hening
mengeras dalam hujan hujan panjang
O, tuhan berlaut dalam keheningan nisu
pada kapal kapal kaku
bisik bisik menjauh
kata yang mengeras dalam makna
aku mengental dalam tarian sinarmu
mabok lautanmu – samudra diri
melaju
melaju kaku
ke kota kota sepi
semua tak bicara dalam sujud abadi:
diri yang terusir darimu
jadi laut tak bertepi
Taman Ilmu
Karya
Nur Wachid
Musim
kemarau panas berkepanjangan
Musim
penghujan hujan berdatangan
Itulah
hebatnya dirimu
Panas hujan
tetap buat kau berdiri
Kau hanya
tumpukan bata merah
Tulang mu
hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu
Kaulah taman kehidupan
Tempat tertanam berjuta ilmu
Bunga merekah terlahir darimu
Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu
Tanpamu semua tampak bodoh
Alangkah
indahnya …..
Jika dirimu
berdiri dimana – mana
Tanpa ada
beda di desa dan kota
Sayangnya
kau bukan manusia
Kakimu
tertanam di bumi
Tak dapat
jalan kemana – mana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar