Teknik pemberian skor
1.Pemberian Skor Tes Pada Domain Kognitif
a. Penskoran Soal Bentuk Pilihan Ganda
Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3 macam, yaitu; penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.
b. Penskoran Soal Bentuk Uraian Objektif
Pada bentuk soal uraian objektif, biasanya langkah-langkah mengerjakan dianggap sebagai indikator kompetensi para peserta didik.
c. Penskoran Soal Bentuk Uraian Non-Objektif
Prinsip penskoran soal bentuk uraian non-objektif sama dengan bentuk uraian objektif yaitu menentukan indikator kompetensinya.
d.
Pembobotan Soal Bentuk Campuran
Dalam beberapa situasi bisa digunakan soal bentuk campuran, yaitu bentuk pilihan dan bentuk uraian.
2.
Pemberian Skor Tes pada Domain Afektif
Domain afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik.Paling tidak ada dua komponen dalam domain afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan ,minat terhadap suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif bisa negatif atau netral. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif
bisa negatif atau netral. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap semua mata
pelajaran positif sehingga akan timbul minat untuk belajar atau mempelajarinya.
3. Pemberian Skor Tes pada Domain
Psikomotor
a. Penyusunan Tes Psikomotor
Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai peserta didik.
Mengubah Skor dengan Penilaian Acuan Patokan
1.Konsep Pendekatan Penilaian
Setelah kegiatan penskoran dilakukan maka tugas Anda
sebagai guru adalah mengolah skor-skor hasil tes menjadi skor standar atau nilai standar yang menggambarkan nilai prestasi para peserta didik mutu pembelajaran yang telah Anda lakukan selama waktu tertentu.
Ada dua pendekatan yang umum dipakai oleh para guru, yaitu pendekatan: (1) Penilaian Acuan Norma atau disingkat PAN dan (2)
Penilaian Acuan Patokan atau disingkat PAP.
a.Aplikasi Pendekatan PAP
Metode PAP digunakan
pada sistem penilaian skala-100 dan skala-5. Skala-100 berangkat dari persentase yang mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Pada skala-5 berarti skor prestasi diwujudkan dalam nilai A, B, C,
D, dan E atau berturutan mewakili nilai 4, 3, 2,
1, dan 0.
Adapun langkahlangkah PAP sebagai berikut.
1)Menentukan skor berdasarkan proporsi
Skor = St B x 100% (rumus bila menggunakan skala-100)
2)Menentukan batas minimal nilai ketuntasan
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompotensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan
peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada.
Mengubah Skor dengan Pendekatan Acuan Normatif (PAN)
Pada penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa salah satu beda PAN dari PAP terletak pada tolok ukur skor yang digunakan sebagai pembanding. Pendekatan ini menggunakan cara membandingkan prestasi atau skor mentah peserta didik dengan
sesama peserta didik dalam kelompok/kelasnya sendiri.
Pada penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa salah satu beda PAN dari PAP terletak pada tolok ukur skor yang digunakan sebagai pembanding. Pendekatan ini menggunakan cara membandingkan prestasi atau skor mentah peserta didik dengan
sesama peserta didik dalam kelompok/kelasnya sendiri.
Adapun langkah-langkah pendekatan PAN sebagai berikut.
1)Menghitung
rerata ( x ) skor prestasi
2)Menghitung standar deviasi ( s ) skor prestasi
3)Membuat pedoman konversi untuk mengubah skor menjadi nilai standar
(berdasarkan skalanya,
ada PAN dengan skala lima, skala sembilan,
skala sebelas, dan dengan nilai Zscore atau Tscore)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar